Anatomi Gigi Molar Pada Manusia yang Ternyata Sangat Rumit
Bingung dengan gigi? sebenarnya seperti apa sih gigi dan bagai mana bagian-bagian dari gigi Bagian dari gigi molar manusiaGigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama saat melawan mangsanya, namun kali ini kami akan memebhas tentang anatomi gigi molar manusia
Struktur Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari sejumlah jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan pembentuk gigi ada 3, yakni surel, dentin, dan pulpa.
I. Email
Email dikenal sebagai lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Surel berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan materi terkeras pada tubuh manusia dan paling tidak sedikit mengandung kalsium. Secara kimia, surel adalah Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan materi matriks organic 1 %, dan sisanya merupakan air.
Matriks organic surel tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya dua golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate. Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak.
Email dikenal sebagai jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di bawah e-mail, ketebaan surel, dan banyaknya stain pada surel. Ketebalan surel tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.
Unit structural e-mail adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-dentin ke permukaan gigi. Tapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral. Tiap prisma dibentuk oleh 1 ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti sisik serta dasar prisma-prisma surel tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks e-mail dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tidak rendah ini memiliki banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks surel.
Adapun sifat fisik e-mail, sebagai berikut :
1. Warna putih keabu-abuan transparan
2. Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
3. Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2
4. Bersifat getas
5. Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm
Karakteristik termal surel :
1. Meneruskan panas dengan konduksi
2. Tidak menghantarkan listrik tapi mentransmisi listrik
Permeabilitas email :
1. Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
2. Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
II. Dentin
Dentin adalah komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh surel, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang sudah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras sebab kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan semua aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus semua tebal dentin dan terletak dalam saluran-saluran tidak besar pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin. Lapisan ini pada dasarnya tak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin. Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin terdapat daerah-daerah tidak besar, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau sama sekali tak mengalami pengapuran.
Pembentukan dentin bersifat siklis dan tak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat syaraf di dalam pulpa.
Selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, odontoblas bertahan Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tak seperti tulang.
Adapun karakteristik fisik dari dentin, ialah :
1. Keras, warna putih kekuningan
2. Tahanan tarik 250 kg/cm2
3. Elastisitas cukup tidak rendah
Permeabilitas dentin :
1. Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melewati dentin
2. Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
3. Tinggi pada pulpa
4. Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sungguh tidak permeable
5. Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa tidak dekat sebelum terkena infeksi
6. Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
7. Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.
III. Pulpa
Pulpa gigi dikenal sebagai jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini merupakan jaringan pembentuk, donatur, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh termin perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Kalau misalnya pulpa terkena cedera, tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai beragam fungsi, yakni sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yakni :
1. Ruang atau rongga pulpa, yakni rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
2. Tanduk pulpa, yakni ujung dari ruang pulpa.
3. Saluran pulpa atau saluran akar, yakni rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tapi sebuah akar mungkin memiliki lebih dari satu saluran.
4. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil.
5. Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran itu memiliki 2 atau lebih cabang tidak jauh apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
6. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar memiliki lebih dari 1 saluranpulpa, contohnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai dua saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Di dalam pulpa terdapat aneka jenis sel, yakni :
1. Odontoblas, yakni sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang lalu termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas merupakan sel akhir yakni tak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas 2 komponen structural dan fungsional utama yakni tubuh sel dan prosesus sel.
2. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama lenyap akibat cedera. Tapi tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona tidak miskin akan sel sudah ada preodontoblas Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. Diferensiasinya pada tempat itu dilanjutkan preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan.
3. Fibroblast, dikenal sebagai tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Jika ada penyakit, sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa Sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti kalau perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi
4. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta sangat dekat dengan pembuluh darah. Saat terjadi cedera, sel-sel ini dikenal sebagai sel yang pertama kali membelah
5. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga dikenal sebagai penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di semua lapisan odontoblas dan mempunyai korelasi yang tidak jauh dengan elemen vaskuler dan elemen syaraf. Sel-sel ini adalah bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan menjelaskan antigen terhadap sel T residen dan makrofag.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun fungsi pulpa, yaitu :
1. Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan surel. Kejadian-kejadian ini adalah kejadian yang gantung menggantung dalam makna bahwa epitel surel akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti tersebut adalah esensi dari pembentukan gigi.
2. Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sungguh special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara :
a. Melewati buatan dan sekresi matriks anorganik.
b. Melewati pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya.
c. Melewati penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
3. Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sungguh penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melewati tubulus dentin.
4. Defensif. Respons imun terhadap keberadaan zat asing itu ditimbulkan oleh jaringan pulpa juga mempunyai kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat asing serta. hal ini merupakan cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
5. Sensatif. Sensasi saraf yang berjalan melalui surel atau dentin ke pusat syaraf yang lebih tidak rendah ditransmisikan jaringan pulpa. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan surel biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil, biasanya tidak cepat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
B. Jaringan Pendukung Gigi
I. Gig dengan tulang rahang dihubungkan sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan tergolong juga bagian dari jaringan periodontium dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal sebab.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar.
Jaringan sementum tak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali namun mengalami aposisi- makin usang umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam sementum ialah :
1. Semen utama ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
2. Lantaran meningkatnya usia, semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk
3. Lantaran penyakit dan sebagainya, semen patologis ialah semen yang terbentuk sebab iritasi obat-obatan pada perawatan endodontia,
II. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar. Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :
1. Marginal gingiva (unattached gingiva), adalah bagian gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan free gingiva
2. Attached gingiva adalah lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa fungsional.
3. Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.
III. Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal adalah lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melewati saluran vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
1. Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
2. Produk sisa mll aliran darah dan limfe dibersihkan oleh menyuplai nutrisi dan. Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
4. Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi Sensorik)
Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu :
1. Kelompok transeptal
2. Kelompok crest alveolar
3. Kelompok horizontal
4. Kelompok oblique
5. Kelompok apikal
6. Kelompok interadikular
IV. Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan lenyap ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah :
1. Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
2. Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem harvian (osteon)
C. Morfologi Gigi
I. Morfologi Gigi Anterior
1. Insisivus Sentralis Atas
Labial : Trapesium
Bentuk corona
Mesial/distal : Triangularis
Panjang gigi : 23,5 mm
Corona : 10,5 Radix : tiga belas
• Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus
tajam ketepi insisal.
• Sudut distoinsisal membulat.
• Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior
terbesar.
• Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang
baik.
• Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit
kedistal.
• Permukaan labial cembung dan halus.
• Garis servikal paling miring ke distal.
• Insisivus atas pertama lebih tidak kecil dari insisivus lateral/
kedua.
• Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk
segitiga.
2. Insisivus Lateralis Atas
Bentuk :
= I1 RA
Corona lebih tidak besar dan lebih bulat.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : sembilan mm
Radix : 13 mm
• Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek.
• Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
• Mahkota lebih membulat, lebih tidak panjang, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisivus pertama.
• Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum insisivus.
• Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
• Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
• Garis servikal tak beraturan pada permukaan mesial.
3. Caninus Atas
Bentuk
Labial : Pentagonal
M/D : Triangularis
Tidak pendek gigi : 27 mm
Corona : sepuluh mm
Radix : 17 mm
• Mahkota berbentuk segi 5 dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal.
• Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu tidak pendek akar.
• Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
• Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat.
4. Insisivus Sentralis Bawah
• Gigi paling tidak besar
• Tidak pendek gigi : 22 mm
Mahkota : sembilan koma lima mm
Radix : dua belas koma lima mm
• Gigi yang paling kecil dari semua gigi permanen.
• Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah.
• Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama.
• Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal.
5. Insisivus Lateralis Bawah
• Gigi kedua dari garis median
• Ukuran lebih tidak kecil dari I1 RB
• Panjang gigi : dua puluh dua mm
Corona : 9 mm
Radix : tiga belas mm
• Lebih besar dari insisivus pertama bawah.
• Permukaan mesial mahkota tidak banyak lebih tidak pendek dari distal sehingga tepi inisisal tidak banyak miring.
6. Caninus Bawah
• Coronanya lebih tidak pendek cervico-incisal dan lebih sempit mesio-distal dibanding C RA
• Tidak pendek gigi : 27 mm
Corona : sebelas mm
Radix : 16 mm
• Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas.
• Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas.
• Akar lebih tidak panjang. Namun panjang gigi keseluruhan (mahkota plus akar) hampir sama dengan caninus atas.
• Permukaan labial tak secembung caninus atas. Terutama pada dua pertiga insisal.
• Distal mahkota lebih membulat dari mesial.
Lereng mesial lebih tidak panjang dari distal.
II. Morfologi Gigi Posterior
1. Premolar Pertama Atas
Aspek buccal: Pentagonal
Mesial/distal: Trapesium
Occlusal : Hexagonal 2 Cusp :Buccal & Palatinal
Akar : nyaris semua punya dua akar
• Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari
palatal.
• Lereng mesial cusp bucal lebih tidak pendek dari distal.
• Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
• Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua.
2. Premolar Kedua Atas
Bentuk
· Corona mirip P1 RA
· Dimensi corona P2 lebih tidak besar
· Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
· Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi
· Akar hanya satu
· Sulcus centralis lebih tidak panjang dgn bbrp fiss.tambahan.
· Tdk punya fiss. Pertumbuhan marginalis.
· Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih tidak pendek dari
· premolar pertama atas.
· Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih tidak tinggi dari
· premolar pertama atas.
· Lereng mesial bukal cusp lebih tidak panjang dari distal.
· Bagian oklusal oval.
3. Molar Pertama Atas
Bentuk
· Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
· Aspek mesial/distal : trapesium
· Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
· Aspek buccal/palatinal: trapesium
· Gigi molar paling gede.
· Memiliki empat cusp dengan mesiopalatal paling gede dan distopalatal paling tidak besar.
· Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
· Bukolingual mahkota lebih besar darin mesiodistal.
· Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
· Akar tiga , dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal.
· Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
4. Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
· Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota.
· Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm
· Tak terdapat cusp carabelli
· Letak akar saling berdekatan
5. Molar Ketiga Atas
Bentuk
· Aspek occlusall/ mesia/ distal à Mirip M2
· Bervariasi
Sifat-sifat umum
· Gigi yang terakhir erupsi à dens serotinus (wisdom tooth)
· Tak mempunyi titik kontak distal
· Ukuran & bentuk à bervariasi
· Sering mengalami “impaksi”
6. Premolar Pertama Bawah
• Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial.
• Cusp bukal gede dan runcing, cusp lingual kecil.
• Mahkota inklinasi ke palatal.
• Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual
hampir lurus.
• Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual.
Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.
7. Premolar Kedua Bawah
Bentuk
· Corona (asp bucc) à Pentagonal
· Aspek Mesial/distal à Rhomboidal
· Radix à tunggal & kerucut
· Cusp à secara umum ada 3(tiga) Buccal : satu Lingual : 2 Perbedaan dengan P1
· Ukuran labioingual : P2>P1
· Cusp buccal : P2<P1
· Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis”
· Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus
8. Molar Pertama Bawah
Bentuk
· Aspek occlusal : Pentagonal
· Aspek mesial/distal : Rhomboidal
· Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal
· Ukuran mesiodistal > labiolingual
· Aspek buccal/lingual : trapesium
· Gigi terbesar pada rahang bawah.
· Memiliki 5 cusp, tiga bukal dan dua lingual.
· Permukaan bukal berinklinasi ke lingual.
· Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual.
· Bagian oklusal berbentuk segi 4 .
· Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
9. Molar Kedua Bawah
Bentuk
· Aspek occlusal : empat persegi panjang
· Aspek mesial/distal : Rhomboidal
· Radix dua : mesial&distal
· Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp distobuccalis
· Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
· Ukuran M2 < M1
· Fisura pertumbuhan mesialis à Dangkal & tidak panjang
10. Molar Ketiga Bawah
Bentuk
· Aspek occlusall/ mesia/ distal à Mirip M2
· Bervariasi
Sifat-sifat umum
· Gigi yang terakhir erupsi à dens serotinus (wisdom tooth)
· Tak mempunyi titik kontak distal
· Ukuran & bentuk à bervariasi
· Sering mengalami “impaksi”
Memiliki dua tipe umum:
Tipe I
· Terdapat empat cusp
· Ukuran : gede/tidak besar dari M2 RB
· Ukuran M3 RB à M3 RA
Tipe II
· Terdapat 5 cusp à supplemental groove
· Ukuran, jumlah akar à bervariasi
· Mempunyai dua akar à bersatu (fusi)
· Mempunyai > dua akar
Struktur Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari sejumlah jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan pembentuk gigi ada 3, yakni surel, dentin, dan pulpa.
I. Email
Email dikenal sebagai lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Surel berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan materi terkeras pada tubuh manusia dan paling tidak sedikit mengandung kalsium. Secara kimia, surel adalah Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan materi matriks organic 1 %, dan sisanya merupakan air.
Matriks organic surel tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya dua golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate. Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak.
Email dikenal sebagai jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di bawah e-mail, ketebaan surel, dan banyaknya stain pada surel. Ketebalan surel tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.
Unit structural e-mail adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-dentin ke permukaan gigi. Tapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral. Tiap prisma dibentuk oleh 1 ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti sisik serta dasar prisma-prisma surel tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks e-mail dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tidak rendah ini memiliki banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks surel.
Adapun sifat fisik e-mail, sebagai berikut :
1. Warna putih keabu-abuan transparan
2. Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
3. Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2
4. Bersifat getas
5. Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm
Karakteristik termal surel :
1. Meneruskan panas dengan konduksi
2. Tidak menghantarkan listrik tapi mentransmisi listrik
Permeabilitas email :
1. Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
2. Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
II. Dentin
Dentin adalah komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh surel, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang sudah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras sebab kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan semua aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus semua tebal dentin dan terletak dalam saluran-saluran tidak besar pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin. Lapisan ini pada dasarnya tak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin. Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin terdapat daerah-daerah tidak besar, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau sama sekali tak mengalami pengapuran.
Pembentukan dentin bersifat siklis dan tak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat syaraf di dalam pulpa.
Selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, odontoblas bertahan Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tak seperti tulang.
Adapun karakteristik fisik dari dentin, ialah :
1. Keras, warna putih kekuningan
2. Tahanan tarik 250 kg/cm2
3. Elastisitas cukup tidak rendah
Permeabilitas dentin :
1. Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melewati dentin
2. Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
3. Tinggi pada pulpa
4. Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sungguh tidak permeable
5. Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa tidak dekat sebelum terkena infeksi
6. Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
7. Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.
III. Pulpa
Pulpa gigi dikenal sebagai jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini merupakan jaringan pembentuk, donatur, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh termin perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Kalau misalnya pulpa terkena cedera, tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai beragam fungsi, yakni sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yakni :
1. Ruang atau rongga pulpa, yakni rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
2. Tanduk pulpa, yakni ujung dari ruang pulpa.
3. Saluran pulpa atau saluran akar, yakni rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tapi sebuah akar mungkin memiliki lebih dari satu saluran.
4. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil.
5. Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran itu memiliki 2 atau lebih cabang tidak jauh apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
6. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar memiliki lebih dari 1 saluranpulpa, contohnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai dua saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Di dalam pulpa terdapat aneka jenis sel, yakni :
1. Odontoblas, yakni sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang lalu termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas merupakan sel akhir yakni tak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas 2 komponen structural dan fungsional utama yakni tubuh sel dan prosesus sel.
2. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama lenyap akibat cedera. Tapi tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona tidak miskin akan sel sudah ada preodontoblas Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. Diferensiasinya pada tempat itu dilanjutkan preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan.
3. Fibroblast, dikenal sebagai tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Jika ada penyakit, sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa Sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti kalau perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi
4. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta sangat dekat dengan pembuluh darah. Saat terjadi cedera, sel-sel ini dikenal sebagai sel yang pertama kali membelah
5. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga dikenal sebagai penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di semua lapisan odontoblas dan mempunyai korelasi yang tidak jauh dengan elemen vaskuler dan elemen syaraf. Sel-sel ini adalah bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan menjelaskan antigen terhadap sel T residen dan makrofag.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun fungsi pulpa, yaitu :
1. Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan surel. Kejadian-kejadian ini adalah kejadian yang gantung menggantung dalam makna bahwa epitel surel akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti tersebut adalah esensi dari pembentukan gigi.
2. Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sungguh special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara :
a. Melewati buatan dan sekresi matriks anorganik.
b. Melewati pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya.
c. Melewati penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
3. Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sungguh penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melewati tubulus dentin.
4. Defensif. Respons imun terhadap keberadaan zat asing itu ditimbulkan oleh jaringan pulpa juga mempunyai kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat asing serta. hal ini merupakan cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
5. Sensatif. Sensasi saraf yang berjalan melalui surel atau dentin ke pusat syaraf yang lebih tidak rendah ditransmisikan jaringan pulpa. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan surel biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil, biasanya tidak cepat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
B. Jaringan Pendukung Gigi
I. Gig dengan tulang rahang dihubungkan sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan tergolong juga bagian dari jaringan periodontium dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal sebab.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar.
Jaringan sementum tak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali namun mengalami aposisi- makin usang umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam sementum ialah :
1. Semen utama ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
2. Lantaran meningkatnya usia, semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk
3. Lantaran penyakit dan sebagainya, semen patologis ialah semen yang terbentuk sebab iritasi obat-obatan pada perawatan endodontia,
II. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar. Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :
1. Marginal gingiva (unattached gingiva), adalah bagian gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan free gingiva
2. Attached gingiva adalah lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa fungsional.
3. Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.
III. Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal adalah lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melewati saluran vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
1. Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
2. Produk sisa mll aliran darah dan limfe dibersihkan oleh menyuplai nutrisi dan. Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
4. Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi Sensorik)
Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu :
1. Kelompok transeptal
2. Kelompok crest alveolar
3. Kelompok horizontal
4. Kelompok oblique
5. Kelompok apikal
6. Kelompok interadikular
IV. Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan lenyap ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah :
1. Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
2. Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem harvian (osteon)
C. Morfologi Gigi
I. Morfologi Gigi Anterior
1. Insisivus Sentralis Atas
Labial : Trapesium
Bentuk corona
Mesial/distal : Triangularis
Panjang gigi : 23,5 mm
Corona : 10,5 Radix : tiga belas
• Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus
tajam ketepi insisal.
• Sudut distoinsisal membulat.
• Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior
terbesar.
• Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang
baik.
• Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit
kedistal.
• Permukaan labial cembung dan halus.
• Garis servikal paling miring ke distal.
• Insisivus atas pertama lebih tidak kecil dari insisivus lateral/
kedua.
• Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk
segitiga.
2. Insisivus Lateralis Atas
Bentuk :
= I1 RA
Corona lebih tidak besar dan lebih bulat.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : sembilan mm
Radix : 13 mm
• Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek.
• Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
• Mahkota lebih membulat, lebih tidak panjang, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisivus pertama.
• Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum insisivus.
• Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
• Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
• Garis servikal tak beraturan pada permukaan mesial.
3. Caninus Atas
Bentuk
Labial : Pentagonal
M/D : Triangularis
Tidak pendek gigi : 27 mm
Corona : sepuluh mm
Radix : 17 mm
• Mahkota berbentuk segi 5 dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal.
• Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu tidak pendek akar.
• Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
• Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat.
4. Insisivus Sentralis Bawah
• Gigi paling tidak besar
• Tidak pendek gigi : 22 mm
Mahkota : sembilan koma lima mm
Radix : dua belas koma lima mm
• Gigi yang paling kecil dari semua gigi permanen.
• Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah.
• Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama.
• Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal.
5. Insisivus Lateralis Bawah
• Gigi kedua dari garis median
• Ukuran lebih tidak kecil dari I1 RB
• Panjang gigi : dua puluh dua mm
Corona : 9 mm
Radix : tiga belas mm
• Lebih besar dari insisivus pertama bawah.
• Permukaan mesial mahkota tidak banyak lebih tidak pendek dari distal sehingga tepi inisisal tidak banyak miring.
6. Caninus Bawah
• Coronanya lebih tidak pendek cervico-incisal dan lebih sempit mesio-distal dibanding C RA
• Tidak pendek gigi : 27 mm
Corona : sebelas mm
Radix : 16 mm
• Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas.
• Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas.
• Akar lebih tidak panjang. Namun panjang gigi keseluruhan (mahkota plus akar) hampir sama dengan caninus atas.
• Permukaan labial tak secembung caninus atas. Terutama pada dua pertiga insisal.
• Distal mahkota lebih membulat dari mesial.
Lereng mesial lebih tidak panjang dari distal.
II. Morfologi Gigi Posterior
1. Premolar Pertama Atas
Aspek buccal: Pentagonal
Mesial/distal: Trapesium
Occlusal : Hexagonal 2 Cusp :Buccal & Palatinal
Akar : nyaris semua punya dua akar
• Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari
palatal.
• Lereng mesial cusp bucal lebih tidak pendek dari distal.
• Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
• Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua.
2. Premolar Kedua Atas
Bentuk
· Corona mirip P1 RA
· Dimensi corona P2 lebih tidak besar
· Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
· Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi
· Akar hanya satu
· Sulcus centralis lebih tidak panjang dgn bbrp fiss.tambahan.
· Tdk punya fiss. Pertumbuhan marginalis.
· Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih tidak pendek dari
· premolar pertama atas.
· Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih tidak tinggi dari
· premolar pertama atas.
· Lereng mesial bukal cusp lebih tidak panjang dari distal.
· Bagian oklusal oval.
3. Molar Pertama Atas
Bentuk
· Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
· Aspek mesial/distal : trapesium
· Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
· Aspek buccal/palatinal: trapesium
· Gigi molar paling gede.
· Memiliki empat cusp dengan mesiopalatal paling gede dan distopalatal paling tidak besar.
· Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
· Bukolingual mahkota lebih besar darin mesiodistal.
· Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
· Akar tiga , dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal.
· Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
4. Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
· Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota.
· Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm
· Tak terdapat cusp carabelli
· Letak akar saling berdekatan
5. Molar Ketiga Atas
Bentuk
· Aspek occlusall/ mesia/ distal à Mirip M2
· Bervariasi
Sifat-sifat umum
· Gigi yang terakhir erupsi à dens serotinus (wisdom tooth)
· Tak mempunyi titik kontak distal
· Ukuran & bentuk à bervariasi
· Sering mengalami “impaksi”
6. Premolar Pertama Bawah
• Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial.
• Cusp bukal gede dan runcing, cusp lingual kecil.
• Mahkota inklinasi ke palatal.
• Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual
hampir lurus.
• Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual.
Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.
7. Premolar Kedua Bawah
Bentuk
· Corona (asp bucc) à Pentagonal
· Aspek Mesial/distal à Rhomboidal
· Radix à tunggal & kerucut
· Cusp à secara umum ada 3(tiga) Buccal : satu Lingual : 2 Perbedaan dengan P1
· Ukuran labioingual : P2>P1
· Cusp buccal : P2<P1
· Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis”
· Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus
8. Molar Pertama Bawah
Bentuk
· Aspek occlusal : Pentagonal
· Aspek mesial/distal : Rhomboidal
· Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal
· Ukuran mesiodistal > labiolingual
· Aspek buccal/lingual : trapesium
· Gigi terbesar pada rahang bawah.
· Memiliki 5 cusp, tiga bukal dan dua lingual.
· Permukaan bukal berinklinasi ke lingual.
· Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual.
· Bagian oklusal berbentuk segi 4 .
· Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
9. Molar Kedua Bawah
Bentuk
· Aspek occlusal : empat persegi panjang
· Aspek mesial/distal : Rhomboidal
· Radix dua : mesial&distal
· Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp distobuccalis
· Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
· Ukuran M2 < M1
· Fisura pertumbuhan mesialis à Dangkal & tidak panjang
10. Molar Ketiga Bawah
Bentuk
· Aspek occlusall/ mesia/ distal à Mirip M2
· Bervariasi
Sifat-sifat umum
· Gigi yang terakhir erupsi à dens serotinus (wisdom tooth)
· Tak mempunyi titik kontak distal
· Ukuran & bentuk à bervariasi
· Sering mengalami “impaksi”
Memiliki dua tipe umum:
Tipe I
· Terdapat empat cusp
· Ukuran : gede/tidak besar dari M2 RB
· Ukuran M3 RB à M3 RA
Tipe II
· Terdapat 5 cusp à supplemental groove
· Ukuran, jumlah akar à bervariasi
· Mempunyai dua akar à bersatu (fusi)
· Mempunyai > dua akar